Bengkulu, Dehasen – Program Studi Sarjana dan Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Dehasen Bengkulu (Unived Bengkulu) menggelar Kuliah Pakar, Sabtu (30/9/2023). Kegiatan diselenggarakan di Ruang Aula Lt. 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Unived Bengkulu. Pakar yang dihadirkan adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu (Kadinkes Bengkulu), Dr. H. Herwan Antoni, SKM., M.Kes., M.Si.
Kuliah pakar diselenggarakan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk menyongsong perkuliahan di semester baru. Selain itu, kegiatan digelar untuk meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa untuk menyerap pengalaman dari keadaan nyata persoalan kesehatan di masyarakat.
Kuliah pakar dibuka oleh Dekan Fikes Unived, Dr. Tuti Rohani, S.Si.T, M.Kes. yang menyampaikan bahwa kuliah pakar digelar sebagai pengalaman nyata dari stakeholeder untuk diserap ilmunya oleh mahasiswa. Dengan menghadirkan Pakar dari pembuat kebijakan khususnya Dinas Kesehatan, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan lebih luas.
“Dengan mendatangkan Kepala Dinas Kesehatan kali ini, saya berharap kita semua belajar secara langsung dari beliau selaku stakeholder yang memegang dan membuat kebijakan di Provinsi Bengkulu tercinta ini. Apa yang disampaikan beliau mohon diserap sebaik mungkin untuk menambah pengetahuan kita semua,” ujar Dekan Fikes tersebut.
Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Magister Kesehatan Masyarakat, Dr. Yunita Theresiana, S.KM., M.Kes., yang berharap melalui kegiatan kuliah pakar yang digelar, ilmu yang didapat dapat diimplementasikan dalam ruang kuliah maupun dalam kehidupan masyarakat.
“Melalui kuliah pakar ini, saya berharap ilmu yang didapat bisa dijadikan sebagai bahan diskusi di ruang kelas dan juga diimplementasikan ketika rekan-rekan sudah terjun ke masyarakat,” kata Dr. Yunita.
Kegiatan yang diselenggarakan, dipandu oleh Dr. Med. Hartian Pansori, M.Kes., Path. Dalam pelaksanannya, Kadinkes Provinsi Bengkulu, Dr. Herwan menyampaikan materi dengan tema besar “Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer dalam Integrasi Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)”.
Sebagai pembuka, Kadinkes mengemukakan pengalamannya dalam proses menjadi pelayan publik khususnya di ranah kesehatan. Beliau menyampaikan, sebagai orang yang bergelut di dunia kesehatan, selalu penuh tantangan dan rintangan. Akan tetapi, tidak dijadikan sebagai beban melainkan untuk mengembangkan diri.
Lebih lanjut, Dr. Herwan mengemukakan pentingnya pelayanan primer atau dasar. Hal ini berkaitan erat dengan masyarakat karena bersinggungan langsung dengan kondisi masyarakat. Melalui pelayanan primer, akan menjadikan masyarakat sehat dan terhindar dari risiko terjangkit penyakit.
“Melalui pelayanan kesehatan primer, kita semua dituntut untuk lebih aktif hadir di dalam lingkungan kesehatan masyarakat. Kita harus turjun langsung ke dalam masyarakat untuk mengobservasi untuk menentukan langkah-langkah strategis. Melalui observasi tersebut, kita bisa memahami persoalan yang ada, menentukan screening, mengedukasi, dan menerapkan teknis kebijakan, serta memberikan solusi yang baik agar kesehatan masyarakat terjamin sehingga terhindar dari risiko terjangkit penyakit,” jelas Kadinkes Provinsi Bengkulu.
Kadinkes juga menekankan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai contoh persebaran puskesmas yang sudah sampai di kecamatan bahkan tingkat kelurahan/desa. Akan tetapi, ada problematika yang cukup besar berupa mutu pelayanan. Alhasil, mutu pelayanan perlu ditingkatkan khususnya SDM. Data yang paparkan menunjukkan baru 48% tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu dengan SDM yang mumpuni khususnya tenaga kesehatan. Dengan demikian, Dr. Herwan memberi pesan dan arahan agar lulusan Sarjana dan Magister Kesehatan Masyarakat Unived dapat meningkatkan kompetensi untuk mengisi kekurangan yang ada.
“Satu yang perlu diingat, kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas. Pesan saya, jika ingin membangun masyarakat sehat, SDM lulusan di bidang kesehatan harus baik. Kita bukan hanya mengasah kemampuan dan pengetahuan mengenai kesehatan, namun juga harus menguasai IT, bahasa, dan cara berkomunikasi yang baik. Kita harus menjadi agen perubahan di masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan yang bermutu,” pungkasnya.